JAKARTA — Pemerintah tengah menyiapkan langkah besar untuk mengubah citra sejumlah pasar yang selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan pakaian bekas impor.
Melalui program rebranding yang digagas Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pasar-pasar seperti Pasar Senen di Jakarta dan Pasar Gedebage di Bandung akan disulap menjadi sentra penjualan produk jenama lokal.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk memperkuat daya saing produk dalam negeri sekaligus menjaga keberlangsungan usaha para pedagang yang selama ini menggantungkan hidup dari bisnis pakaian bekas.
“Kita akan me-rebranding bahwa Senen adalah satu pusatnya brand lokal kita dan juga dengan daerah lain seperti itu,” ujar Temmy.
Transisi dari Pakaian Bekas ke Produk Lokal
Program rebranding ini tidak dilakukan secara mendadak. Pemerintah menyiapkan skema transisi yang inklusif agar para pedagang tidak kehilangan mata pencaharian selama proses berlangsung. Dalam skema tersebut, Kementerian UMKM menggandeng lebih dari 150 jenama lokal yang siap memasok produk ke pasar-pasar yang direvitalisasi.
Langkah ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem baru bagi para pelaku usaha mikro yang selama ini terlibat dalam perdagangan pakaian bekas. Mereka akan diarahkan untuk menjual produk-produk lokal yang memiliki nilai tambah, baik dari sisi kualitas maupun desain.
“Mungkin kita juga akan bahas skema bisnisnya seperti apa, plus kemungkinan nanti KUR bisa mendukung juga untuk pembiayaan teman-teman ini, karena kan modalnya lumayan ya dibandingkan dengan sekarang jualan pakaian bekas impor, pasti modalnya lebih tinggi lagi,” jelas Temmy.
Dengan dukungan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah ingin memastikan para pedagang dapat beradaptasi secara bertahap tanpa harus kehilangan stabilitas ekonomi mereka.
Sejalan dengan Arahan Presiden
Langkah rebranding ini juga menjadi tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya menghentikan praktik perdagangan pakaian impor ilegal. Pemerintah menilai bahwa dominasi produk pakaian bekas impor tidak hanya merugikan industri dalam negeri, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi lokal yang berbasis pada produksi kreatif.
Temmy menjelaskan bahwa upaya pembaruan citra pasar ini sekaligus menjadi bagian dari kampanye besar untuk mencintai produk dalam negeri. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa kualitas dan kreativitas produk lokal sebenarnya tidak kalah dari barang impor.
“Semua pedagang harus punya kesempatan yang sama dalam berusaha. Jadi kita pelan-pelan akan coba untuk rebranding itu dan meyakinkan bahwa memang produk lokal tidak kalah bagus kok dengan pakaian-pakaian dari luar,” tegasnya.
Kolaborasi dengan Daerah dan Asosiasi Brand Lokal
Dalam menjalankan program ini, Kementerian UMKM tidak bekerja sendiri. Pemerintah juga melibatkan pemerintah daerah dan asosiasi jenama lokal dalam proses perencanaan dan implementasi. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa proses rebranding berjalan efektif dan menyentuh semua lapisan pelaku usaha.
Kementerian UMKM kini tengah melakukan pendataan terhadap jumlah pedagang pakaian bekas di berbagai daerah. Data tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan model transisi dan jenis dukungan yang paling sesuai dengan kebutuhan di tiap wilayah.
Selain itu, asosiasi brand lokal diharapkan dapat berperan aktif dalam penyediaan produk, promosi, dan pelatihan bisnis bagi para pedagang. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan pasar yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli, tetapi juga sebagai wadah pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas lokal.
Mendorong Kebangkitan Industri Kreatif Nasional
Rebranding pasar pakaian bekas menjadi pusat produk lokal dinilai memiliki dampak jangka panjang terhadap industri kreatif nasional. Dengan memberikan ruang bagi jenama lokal untuk tampil dan berkembang, pemerintah berharap dapat menciptakan rantai ekonomi baru yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Transformasi ini juga akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap pasar tradisional. Pasar yang sebelumnya identik dengan pakaian bekas impor diharapkan bisa menjadi etalase kebanggaan produk lokal Indonesia, tempat konsumen bisa menemukan beragam busana berkualitas hasil karya anak bangsa.
Lebih dari itu, program ini diproyeksikan akan menciptakan efek domino terhadap berbagai sektor lain, mulai dari produksi tekstil, desain fesyen, hingga pemasaran digital.
Langkah Strategis Bangkitkan Ekonomi Rakyat
Pemerintah memandang rebranding pasar pakaian bekas bukan sekadar proyek citra, tetapi bagian dari strategi besar pemulihan ekonomi rakyat. Dengan mengganti ketergantungan pada impor menjadi penguatan produk dalam negeri, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas lapangan kerja di sektor UMKM.
Langkah ini juga menegaskan komitmen pemerintah untuk memberdayakan para pelaku usaha kecil agar naik kelas dan menjadi bagian dari rantai pasok industri kreatif nasional.
Dengan kolaborasi lintas sektor, dukungan permodalan melalui KUR, serta kemitraan dengan jenama lokal, pemerintah optimistis bahwa rebranding ini tidak hanya mengubah wajah pasar, tetapi juga menghidupkan kembali semangat kemandirian ekonomi rakyat.